Beranda > Peluang Bisnis > Peluang Bisnis Gendongan Bayi

Peluang Bisnis Gendongan Bayi

gendongan bayiPermintaan kain penggendong bayi terus menanjak seiring tingginya tingkat kelahiran di Indonesia. Apalagi, produk ini sudah menjadi fesyen bagi sebagian orang. Produsen yang baru menekuni usaha itu beberapa bulan lalu saja sudah bisa mengantongi untung bersih hingga Rp 15 juta per bulan.

Tingginya angka kelahiran bayi di negara kita, membuat bisnis pembuatan pelbagai perlengkapan bayi menjadi sangat potensial untuk dilakoni. Salah satunya, baby sling alias gendongan bayi.

Chelsya Lie, produsen gendongan bayi di Jakarta, mengungkapkan, selain tingkat kelahiran bayi yang tinggi, bisnis ini makin menggiurkan lantaran penggunaan gendongan bayi sudah menjadi tren fashion bagi sebagian kaum ibu di Indonesia.

Makanya, jangan heran, ada seorang ibu yang memiliki bayi yang senang gonta-ganti gendongan untuk sang buah hatinya. “Sekarang, gendongan bayi sudah seperti fashion saja, orang maunya gonti-ganti,” kata Chelsya.

Itu sebabnya, Chelsya makin serius menggeluti usaha pembuatan gendongan bayi. Hasilnya, betul-betul sangat menggembirakan. Meski baru memproduksi gendongan bayi pada pertengahan tahun ini, ibu satu anak ini sudah bisa menjual hingga 200 produknya setiap bulan. “Untung bersih dari penjualan bisa sampai Rp 15 juta,” imbuh dia.

Saat ini, Chelsya baru memproduksi dua jenis gendongan bayi: ring sling dan pouch sling. Untuk ring sling, bentuknya menyerupai kain panjang yang di bagian tengah kain dipasangi ring. “Bentuk gendongan ini lebih modern, sehingga bisa dipakai di pesta maupun acara resmi,” kata Chelsya seraya berpromosi.

Chelsya membanderol gendongan bayi jenis ring sling seharga Rp 165.000 hingga Rp 225.000 per pieces. Sementara, untuk produk pouch sling dijual dengan harga mulai Rp 100.000 sampai Rp 125.000 per gendongan bayi.

Untuk menghasilkan satu gendongan bayi, Chelsya bisa menghabiskan kain sepanjang 2,85 meter.
Menurut Chelsya, harga gendongan bayi buatannya masih jauh lebih murah ketimbang produk bikinan produsen lain, terutama barang impor. Contoh, gendongan bayi asal Amerika Serikat dilego dengan harga minimal Rp 500.000 untuk yang berbahan linen dan Rp 1 juta untuk bahan sutera.

Selain memasarkan produk di sejumlah mal yang ada di Jakarta dan sekitarnya, Chelsya juga sering memasok gendongan bayinya ke kota lainnya, seperti Banjarmasin, Medan, Aceh, dan Manado. “Saat ini, saya juga sedang mendapat pesanan dari Australia dan Jepang,” ungkap Chelsya.

Hamdi, pemilik Toko Al Wafa Baby Shop di Jakarta yang juga menjual gendongan bayi, bilang, saat ini, jumlah pemain yang membuat produk tersebut sudah banyak sekali. Sehingga, persaingan usaha ini menjadi sangat ketat.

Karena itu, Hamdi yang juga menjadi pemasok gendongan bayi dari salah satu produsen di Bandung, Jawa Barat cuma bisa menjual antara 50 sampai 70 gendongan bayi saja per bulan. Jadi, “Pendapatannya saya dari gendongan bayi cuma sekitar Rp 7 juta,” keluhnya. (peluangusaha.kontan.co.id)

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar