Beranda > Peluang Bisnis > Peluang Bisnis Kemitraan Kebab

Peluang Bisnis Kemitraan Kebab

Meski bukan makanan asli Indonesia, bisnis kebab di Indonesia terus berkembang pesat. Buktinya, ada banyak waralaba dan kemitraan kebab yang ditawarkan berbagai perusahaan. Mulai dari Kebab Turki Baba Rafi, Kebab Kings, Aladin Kebab, Anya Kebab, Sausan Kebab, Sahara Kebab, Ajib Burger & Kebab dan Waroeng Kebab.

Hefni Tri Sriyantono tertarik mencuwil kenyalnya pasar kebab. Pada tahun 2009, dia membuka gerai Zahfy Kebab. Tak hanya kebab, di gerainya itu dia juga menjual menu lainnya, seperti burger dan roti maryam. “Rasa dan mayonaise buatan sendiri merupakan kelebihan kami,” imbuhnya.

Zahfy Kebab menawarkan beragam menu kebab, seperti beef kebab, syawarma, burger sapi, burger ayam,hotdog, roti maryam berbagai rasa serta kebab junior. Harganya mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 15.000 per porsi. Adapun banderol burger mulai dari Rp 9.000 hingga Rp 11.000 dan roti maryam antara Rp 7.000 hingga Rp 11.000 per porsi.

Selama ini, Zahfy Kebab membesarkan namanya di wilayah Bekasi dan Jakarta Timur. Hefni sendiri memiliki lima gerai Zahfy Kebab di Bekasi dan Pondok Gede. Selama ini omzetnya berkisar Rp 250.000 hingga Rp 800.000 per hari.

Setelah memiliki lima cabang, sejak awal tahun ini Hefni menawarkan kemitraan Zahfy Kebab. Tadinya, dia sempat memiliki tujuh mitra. Namun saat ini, lima mitranya sedang melakukan evaluasi lokasi. Jadi tinggal dua mitra yang aktif, yakni di Surabaya dan Sidoarjo.

Hefni menawarkan tujuh tipe investasi mulai dari Rp 16 juta hingga Rp 65 juta. Selama ini, dia paling banyak membuka gerai berupa booth antara Rp 16 juta hingga Rp 30 juta.

Nilai investasi itu sudah termasuk satu gerobak dan paket peralatan konter lengkap, yang terdiri dari kompor gas dan gas 3 kilogram, penggorengan, botol saus, tempat sayur dan daging, dan burner kebab. Adapun paket promosi berupa banner, neon box, brosur dan seragam karyawan. Mitra juga akan mendapatkan bahan baku awal untuk 100 porsi, buku manual dan pelatihan.

Hefni tak mengutip franchise fee untuk kemitraan Zahfy Kebab. Namun, ia memungut royalti fee sebesar 3,5% dari omzet per bulan.

“Lokasi paling banyak di depan minimarket,” katanya. Selain minimarket, dia mengincar lokasi di pusat perbelanjaan dan sekitar kampus.

Melalui paket kemitraan yang relatif murah ini, Hefni optimistis bisa menembus pasar. Ia berjanji tetap menjaga kualitas. “Selain itu, kami mempunyai menu yang lebih bervariasi,” katanya.

Dengan perolehan omzet tiap gerai sebesar Rp 15 juta per bulan, Hefni menargetkan mitra bisa balik modal dalam waktu antara delapan hingga 11 bulan.

Rasa dan harga

Ketua Dewan Penasihat Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Amir Karamoy, melihat pasar makanan di Indonesia belum jenuh. “Tapi bisa terjadi di kemudian hari, terjadi persaingan di antara mereka dan mengakibatkan kanibalisme,” katanya.

Ia menekankan konsumen di Indonesia akan mencari dua hal untuk berbagai produk makanan, yaitu rasa dan harga. Konsumen akan mencari makanan yang murah dan enak. “Itu tantangan dari mereka yang bergerak di produk kebab,” kata Amir. Ia menambahkan, kebab yang bukan makanan asli Indonesia ini harus diberi sentuhan lokal agar konsumen tetap doyan. (peluangusaha.kontan.co.id)

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar